banner 1080x600
Berita  

Tekan Jumlah Penderita TBC,Ini Langkah Yang Dilakukan Dinkes Makassar 

Kepala Dinas Kesehatan Kota Makassar, dr. Nursaidah Sirajuddin, M.Kes.
banner 120x600

Makassar, zona redaksi.id— Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Makassar, terus gencar melakukan berbagai upaya untuk menekan angka penderita Tuberkulosis (TBC).

Penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis ini masih menjadi masalah kesehatan serius di Indonesia, termasuk di Makassar.

Dinas Kesehatan (Dinkes) Sulawesi Selatan (Sulsel) melaporkan kasus tuberkulosis (TBC) tembus 10.715 pasien hingga September 2025 ini. Kota Makassar tercatat sebagai wilayah dengan kasus terbanyak, yakni 3.483 pasien.

Dinkes Makassar melakukan strategi yang berfokus pada penemuan kasus secara aktif dan pengobatan yang komprehensif.

“Peningkatan kesadaran masyarakat untuk memeriksakan diri, juga menjadi kunci utama keberhasilan kita,” jelas Kepala Dinas Kesehatan Kota Makassar, dr. Nursaidah Sirajuddin, M.Kes.

Strategi Penemuan Kasus Aktif (ACF)

Salah satu strategi utama yang dijalankan oleh Dinkes Makassar adalah penemuan kasus secara aktif (Active Case Finding/ACF). Petugas kesehatan tidak hanya menunggu pasien datang, tetapi juga proaktif mendatangi masyarakat di berbagai lokasi, seperti:

Puskesmas dan rumah sakit: Skrining TBC dilakukan di fasilitas kesehatan dengan menargetkan pasien yang memiliki gejala batuk lebih dari dua minggu.

Area padat penduduk: Tim kesehatan mobile mendatangi komunitas, pasar, dan lingkungan padat penduduk untuk melakukan skrining massal.

Selain itu, Dinkes juga mengintensifkan penggunaan alat diagnosis modern seperti Tes Cepat Molekuler (TCM), yang dapat memberikan hasil lebih akurat dan cepat dalam waktu kurang dari dua jam.

Peningkatan Kepatuhan Pengobatan

Data menunjukkan bahwa angka kesembuhan TBC di Makassar mencapai 85%, naik dari tahun sebelumnya yang berada di kisaran 80%. Peningkatan ini didorong oleh:

Pengawas Menelan Obat (PMO): Setiap pasien TBC didampingi oleh seorang PMO (bisa keluarga atau kader kesehatan) yang bertugas memastikan pasien meminum obatnya setiap hari.

Edukasi dan Penyuluhan: Dinkes rutin mengadakan penyuluhan di berbagai komunitas, sekolah, dan tempat kerja untuk meningkatkan pemahaman tentang pentingnya menyelesaikan pengobatan hingga tuntas, yang berlangsung minimal 6 bulan.

Kolaborasi dan Keterlibatan Masyarakat

Keberhasilan program ini juga tidak lepas dari kolaborasi erat antara Dinkes, puskesmas, rumah sakit swasta, organisasi masyarakat, dan sektor swasta. Mereka bahu-membahu menyebarkan informasi dan menghilangkan stigma negatif terhadap penderita TBC.

”Kami yakin dengan dukungan semua pihak, angka penderita TBC di Makassar akan terus menurun dan target eliminasi TBC di tahun 2030 bisa kita capai,” pungkas dr. Nursidah. (*)

banner 1600x399

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *