Makassar, zona redaksi.id–Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) ditarget masuk lima besar nasional swasembada pangan, ada beberapa strategi Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan (TPHBun) Sulsel yang menjadi ujung tombak ketahanan pangan. Salah satu strategi untuk swasembada pangan di Sulsel adalah menambah luas tanam yang awalnya 660.638 hektare luas baku sawah menjadi 1,5 juta hektare.
Plt Kepala Dinas TPHBun Sulsel, Uvan Nurwahidah Shagir mengatakan, selain itu adanya target yang signifikan meningkat menjadi 6.339.302 ton gabah. Sementara di tahun 2023, produksi gabah Sulsel 4.866.386 ton, dan tahun 2024 sebesar 4.792.437 ton.
“Target kita 1,5 juta hektare, padahal luas baku sawah kita cuma 660.638 hektare. Kalau kita dua kali tanam, kan ada 1,2 juta hektare, masih ada 300 hektare kan, dari 300 hektare ini, kan 660.638 hektare ini kan tidak mungkin semua kali dua, karena ada namanya sawah tadah hujan, hujan saja baru bisa ditanami tidak ada irigasinya. Jadi kita ikuti saja targetnya. Jadi kita cari jalan keluarnya,” kata Uvan belum lama ini.
Uvan melanjutkan, dari luas tanam, pihaknya juga menaruh perhatian pada produksi dan serapan beras di pertanian. Dia juga bilang, bekerja sama dengan segala lini, termasuk Polri dan TNI untuk meraih swasembada pangan ini.
“Bareskrim jadi serap gabah kita kerjasama dengan Bareskrim. Jadi TNI kerjasama khusus tanaman padi, Polri jagung dan serap gabah adalah Bareskrim. Jadi jangan sampai pengusaha penggilingan besar tidak menyetor gabah ke Bulog,” ujar Uvan.
Selain itu, pihaknya siap memberikan bantuan bibit kepada petani yang memiliki sawah yang puso atau sawah padi yang tak bisa dipanen karena satu hal, termasuk banjir.
“Mengalami puso atau tidak ada aturannya, kita berikan bibit itu kalau ada pengakuan dari petugas pengamat organisme pengangku tanaman, berarti itu dari Balai Proteksi Tanaman Pangan Hortikultura yang ada di Kabupaten Maros. Dia (Balai Proteksi Tanaman Pangan Hortikultura) akan menyurat ke dinas bhawa inilah lokasi yang kena puso. Nanti orang Kabupaten akan menyurat ke Dinas TPHBun Sulsel, ke kita. Nanti diberikan ke bidang tanaman pangan, nanti bidang tanaman pangan melihat datanya, seusai tidak di lapangan. Karena kan dia (Bidang Tanaman Pangan) penentu,” jelas Uvan.
“Nanti diproses dan akan mendapatkan bantuan nanti ke yang terkena bencana. Kemudian ada juga namanya asuransi usaha tani padi, artinya membayar asuransi premi, nanti preminya ini asuransi membayar Rp6 juta kalau tanamannya puso dalam satu hektare,” lanjutnya.
Uvan menyebut, ada beberapa daerah yang dalam kategori terendam, termasuk Maros, Sidrap dan Gowa. Namun, daerah itu belum ada laporan resmi tanaman yang puso. Termasuk banjir telah merendam sekitar 1.000 hektare lahan di Kecamatan Maros Baru, termasuk 209 hektare sawah di Desa Mattirotasi, Kabupaten Maros.