banner 1080x600

Komisi D DPRD Sulsel Gelar Raker Bersama Sejumlah OPD Guna Membahas Tindak Lanjut Proyek Bendung dan Embung Lalengrie di Bone

banner 120x600

Makassar,zona redaksi.id– Komisi D DPRD Sulawesi Selatan menggelar rapat kerja bersama sejumlah organisasi perangkat daerah (OPD) guna membahas tindak lanjut proyek Bendung dan Embung Lalengrie di Kabupaten Bone serta lima paket pekerjaan jalan dengan skema multi years 2025–2027.

Rapat yang dipimpin Ketua Komisi D DPRD Sulsel, Kadir Halid, berlangsung di Kantor Dinas Bina Marga dan Konstruksi Sulsel, Selasa (14/10/2025). Hadir dalam rapat tersebut perwakilan Dinas Sumber Daya Air, Cipta Karya dan Tata Ruang (SDACKTR), serta Dinas Bina Marga dan Konstruksi.

Kadir menjelaskan, pembahasan proyek Bendung dan Embung Lalengrie dilakukan sebagai tindak lanjut hasil kunjungan lapangan anggota Komisi D beberapa waktu lalu. Dari hasil peninjauan, ditemukan sejumlah persoalan teknis yang dinilai menghambat pemanfaatan proyek senilai miliaran rupiah itu bagi masyarakat.

“Di lokasi ada dua bangunan, yaitu embung dan bendung. Jarak embung dari sumber airnya sekitar 400 meter, sehingga sulit menarik air, apalagi debitnya kecil. Sedangkan bendung yang diresmikan tahun 2022, kini sudah banyak mengalami kerusakan,” ujar Kadir usai rapat.

Ia menegaskan perlunya kajian teknis oleh tim ahli sebelum dilakukan perbaikan. Menurutnya, langkah itu penting agar perbaikan tidak sekadar menambah anggaran tanpa dasar yang jelas.

“Masalah ini perlu dikaji mendalam. Karena itu, rapat kita tunda untuk menghadirkan konsultan agar menjelaskan kondisi teknis di lapangan,” tegas politisi Partai Golkar tersebut.

Kadir juga menyoroti belum adanya manfaat nyata yang dirasakan masyarakat sekitar proyek, meski sebagian lahan mereka telah diserahkan untuk pembangunan.

“Masyarakat belum merasakan manfaat dari bendung maupun embung, padahal mereka sudah menyerahkan tanahnya,” tambahnya.

Selain membahas proyek bendung, Komisi D turut menyinggung lima paket pekerjaan jalan yang menggunakan skema multi years 2025–2027. Proyek tersebut sudah memiliki pemenang tender, terdiri atas perusahaan BUMN dan swasta asal Jakarta.

“Dari lima paket jalan, semuanya sudah ada pemenangnya. Ada satu BUMN dan dua perusahaan swasta. Namun kontraktor lokal di sini hanya berperan dalam pendampingan mutu, bukan sebagai perencana. Karena sistemnya rancang bangun, maka kontraktor yang memenangkan tender juga yang merencanakan sekaligus melaksanakan pekerjaan,” jelas Kadir.

Ia menambahkan, Komisi D akan menjadwalkan kembali rapat dengar pendapat (RDP) bersama para pemenang tender untuk membahas secara rinci setiap ruas jalan dalam proyek multi years tersebut.

“Nanti setelah semua siap, kita akan undang kembali kontraktor dan pihak terkait untuk membahas titik-titik ruas jalan yang akan dikerjakan,” tutupnya.

Sementara itu, Kepala Dinas SDACKTR Sulsel, Andi Darmawan Bintang, menjelaskan bahwa Bendung Lalengrie sebenarnya telah berfungsi setelah selesai dibangun. Namun, longsor yang terjadi pada 2023 menyebabkan kerusakan di sisi kanan bendung.

“Sebenarnya bendung itu berfungsi sejak selesai dikerjakan. Tapi karena longsor tahun lalu, sisi kanan bendung terdampak dan fungsinya menurun, sedangkan sisi kirinya masih berfungsi,” ujar Andi Darmawan.

Ia memastikan, pengerjaan lanjutan bendung tersebut akan segera diselesaikan tahun ini agar kembali berfungsi optimal.

“Tahun ini akan diselesaikan supaya bisa berfungsi secara maksimal lagi,” ujarnya.

Proyek Bendung dan Embung Lalengrie diketahui menelan anggaran sekitar Rp61 miliar yang bersumber dari pinjaman Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).

banner 1600x399

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *