Makassar,zona redaksi.id — Penanganan Stunting di Kota Makassar terus berlanjut. Hal ini menjadi atensi dari Pemerintah Pusat melalui Kemenkes RI, untuk melakukan intervensi serentak stunting di seluruh Provinsi, Kabupaten/Kota di indonesia.
Kepala Dinas Kesehatan Kota makassar, dr. Nursaidah Sirajuddin, M.kes, mengatakan dari hasil data intervensi tersebut didapatkan 3.2 persen anak penderita stunting. Ini menandakan bahwa penanganan stunting baik intervensi spesifik ataupun intervensi spesifik cukup baik.
Ini hasil kolaborasi semua Tim TPPS yang ada di Kota Makassar di antaranya adalah SKP dari Bapeda, Dinas kesehatan, Dinas Sosial, DP3A, DP2, dan lainnya yang terlibat
Ada beberapa inovasi juga yang dilakukan, terkait bagaimana memaksimalkan penanganan stunting di Kota Makassar. Ini berdasarkan penilaian dat e-PPGBM (aplikasi elektronik Pencatatan dan pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat).
“Pemerintah Kota membuat kebijakan dengan program satu Kepala OPD mengevaluasi dua anak stunting, tanggung jawab berupa asupan gizi hariannya harus dipenuhi oleh satu Kepala OPD, dan itu hasilnya cukup luar biasa,” ungkap Nursaidah, Kamis (11/9/2025).
Intervensi Spesifik ini harus benar-benar dilakukan dari hulu ke hilir, seperti memantau ibu hamil yang harus melakukan enam kali pemeriksaan selama masa kehamilannya, memantau ibu-ibu yang menyusui terkait kecukupan gizinya, memantau calon pengantin, dan remaja putri.
Dinas Kesehatan juga telah melakukan MoU dengan Departemen Agama, agar calon pengantin yang ke KUA harus menyarankan mereka juga ke Puskesmas untuk di imunisasi, edukasi kesehatan calon pengantin ke ibu hamil, pasca melahirkan, dan menjaga anak di masa 2–5 tahun.
“Di level Puskesmas, Dinas Kesehatan Makassar akan melakukan intervensi per bulannya terkait data-data di lapangan agar benar nyata dampak di lapangan stunting ini tertangani dengan maksimal,” pungkasnya