Gaza, zona redaksi.id– Di tengah krisis kemanusiaan yang semakin memburuk di Jalur Gaza bagian utara, Wahdah Inspirasi Zakat (WIZ) bekerja sama dengan KITA Palestina dan mitra lokal Syekh Raid kembali menyalurkan bantuan kemanusiaan bagi para pengungsi dan penyintas agresi. Program ini berlangsung di kamp-kamp pengungsian dan Pusat Kanker Basmat Amal, menargetkan warga paling terdampak, terutama pasien dan keluarga miskin.
Sebanyak 40 keranjang sayur senilai total USD 3.000 telah dibagikan kepada 40 keluarga penerima manfaat, masing-masing senilai USD 75. Bantuan ini meliputi biaya transfer, media, dan administrasi.
Selain itu, program Distribusi Air Bersih juga terus digencarkan di wilayah utara Gaza yang dilanda krisis air. Dalam satu sesi distribusi, 10.000 liter air bersih disalurkan untuk 500 keluarga. Air menjadi barang langka di Gaza sejak agresi menghancurkan sumur dan jaringan distribusi.
Direktur Wahdah Inspirasi Zakat, Syahruddin, mengajak masyarakat Indonesia untuk tidak berpaling dari derita saudara-saudara kita di Palestina.
“Kondisi mereka sangat memprihatinkan. Ada kelaparan, kekurangan tepung (barli), dan keterbatasan obat-obatan, terutama bagi pasien kanker. Kami berharap masyarakat Indonesia bisa terus memberikan dukungan secara berkala dan bahkan menjadi sponsor bulanan bagi keluarga yang sangat membutuhkan,” ujarnya.
Syekh Raid, mitra lokal di Gaza, juga menyampaikan harapannya kepada Masyarakat Indonesia.
“Kami ingin rakyat Indonesia terus berbelas kasih, karena rakyat kami benar-benar membutuhkan. Semoga bantuan air bersih dan makanan ini bisa berlanjut demi menyambung hidup mereka yang kehilangan segalanya.” tukasnya.
Namun, tantangan berat terus menghadang di lapangan. Serangan udara Israel yang masih berlangsung, mahalnya biaya bahan bakar akibat blokade, serta ancaman perpindahan paksa membuat proses distribusi sangat berisiko. Para relawan bahkan menjalankan misi di bawah bayang-bayang serangan sewaktu-waktu.
Program ini dilaksanakan bekerjasama dengan mitra Takween Association for Development di Gaza Utara pada 28 Juli 2025, dan menjadi bukti nyata bahwa solidaritas lintas negara masih hidup, bahkan dalam kondisi paling sulit sekalipun.